BERKARYA UNTUK BERBAGI
Selama ini saya mengarang buku demi
menyalurkan hobi dan bertujuan sebagai profesi.
Hasil penjualan buku tidaklah banyak dan berlimpah, bahkan tidak membuat saya kaya raya, cukup sekedar untuk memenuhi segala kebutuhan sehari-hari.
Namun dibalik keterbatasan dan
kesederhanaan ini, tidak menyurutkan niat saya untuk berbagi, walaupun bukan
berbagi dalam bentuk materi atau harta, namun saya mencoba membagikan segala
keilmuan saya tentang dunia gambar menggambar kepada anak-anak dan para guru yang punya potensi namun mengalami kendala
biaya dan fasilitas.
Saya kadang sedih, hasil penjualan
buku yang tidak seberapa namun masih banyak pula yang minta Diskon, harga Teman
ataupun Harga Khusus, sebaiknya mohon direnungkan, membuat sebuah karya itu
tidak asal-asalan apalagi iseng, banyak segala hal yang tercurah baik ide,
tenaga, waktu maupun kesempatan berkumpul dengan keluarga harus di korbankan
demi sebuah karya yang berkualitas dan tidak asal jadi.
Tidak semua orang paham itu, namun
saya juga tidak serta merta menyalahkan keadaan, namun begitulah keadaannya,
dimana banyak orang menginginkan sesuatu yang bagus namun harga yang semurah
murahnya.
Hidup dalam kondisi masyarakat yang
masih belum bisa menghargai sebuah hasil karya memang dilema, banyak yang masih
punya mental Gratisan walaupun mampu untuk membeli, hal inilah yang menggugah
saya untuk berpikir menjual karya ke luar dari pada harus berjibaku di negeri
sendiri namun hasil yang di inginkan jauh dari harapan.
Amazon, payhip, rakuten, xinxii,
redbubble, shutterstock adalah sebagian media marketplace yang saya gunakan
untuk mengenalkan karya saya diluar, sambil berikhtiar saya berusaha membangun
branding dan positioning secara perlahan dan mensosialisasikan kepada target
market yang saya tuju.
Walaupun royalti buku di potong pajak
15% saya tidak protes justru saya bangga, karena saya turut serta dalam membangun
bangsa, membayar gaji para guru, membeli perlengkapan senjata TNI, membangun
bendungan, bandara, jalan tol dll.
Pajak yang saya bayar memang tidak
besar namun dampaknya luar biasa.
Saya juga bukan type Pencemburu
melihat para atlit yang berjaya di Asian Games dengan bonus yang berlimpah dan
mendapatkan pujian dari berbagai pihak, karena saya paham proses menjadi atlet
itu tidaklah mudah banyak yang harus mereka korbankan demi berkibarnya Sang
Merah Putih.
Kesimpulannya adalah, Berkaryalah
walau apapun yang terjadi, karena dengan berkarya kita bisa mengaktualisasi
diri, menempa kualitas diri, membedakan dengan orang yang hanya bisa
berkomentar namun miskin karya.
Ingat...Kualitas seseorang bisa dinilai
dengan bagaimana cara dia menuntaskan masalah dengan mengulas inti masalahnya,
bukan meributkan kulitnya, apalagi menyalahkan keadaan.
Cikal Aksara Mengantar Penulisnya menjadi Finalis CMA 2018
Tri Harianto Berkarya Lewat Buku Bergambar Anak-anak | SWA.co.id
Koleksi Buku karya Kak Tri
Cikal Aksara Mengantar Penulisnya menjadi Finalis CMA 2018
Tri Harianto Berkarya Lewat Buku Bergambar Anak-anak | SWA.co.id
Koleksi Buku karya Kak Tri
Komentar