Menyiasati anak yang gemar bermain Game Online

Kita sebagai orang tua harus memahami bahwa perkembangan teknologi saat ini kian pesat, saat dulu kita masih remaja untuk komunikasi masih memakai telepon umum lalu muncul pager dan disusul lahirnya ponsel serta saat ini sudah merambah ke telepon pintar.
Belum lagi aplikasi media sosial yang menjamur seakan jarak tiada batas dalam melakukan aktifitas sosial, begitupun dunia game yang dulu tampak sederhana sekarang sudah menjadi permainan yang dapat dimainkan bersama di dunia maya.

Sebagai orang tua sebaiknya kita juga harus paham tentang dampak perkembangan teknologi agar kita bisa mengawasi dan menjadi teman dalam berkomunikasi kepada anak-anak, saat ini di internet ada beberapa kanal online yang membantu kita untuk berbagi ilmu tentang perkembangan anak termasuk konsultasi parenting tentang problematika yang dihadapi seputar keluarga khususnya terhadap anak-anak.

Bila ada yang bermasalah dengan anak yang gemar bermain game sebaiknya di sikapi secara bijak carilah informasi sebanyak mungkin tentang games yang layak dan pantas dimainkan olah anak seusianya, jangan buru-buru melarang karena akan berdampang kontradiktif dan anak mulai tidak percaya lagi kepada kita dan secara perlahan akan menutup diri.
Bila sudah mendapatkan informasi games apa yang layak buat mereka lalu ajak anak bicara secara santai dengan suasana kekeluargaan, hargai setiap pendapat anak agar kita paham apa yang membuat dia gemar bermain games, atau bila perlu ajak bermain bersama sehingga kedekatan emosional akan terjalin dan kita bisa dianggap kawan yang bisa diajak berkomunikasi.

Posisikan diri kita sebagai kawan bicara jangan terlalu memposisikan sebagai orang tua yang otoriter dan terlelu membatasi kegemaran anak, karena games belum tentu berdampak negatif namun justru memiliki potensi untuk mengembangkan kreatifitas, anak akan belajar membuat strategi dan mambuat rencana serta belajar mengaplikasikan di dunia games.
Arief Widhiyasa, CEO dari Agate Studio sebuah game developer di Bandung yang saat ini berjumlah 65 orang, ini adalah contoh dari anak yang gemar bermain games dan mampu mengembangkan kegemarannya ke dunia bisnis dan dia berhasil.

Setiap dia bermain games dia selalu berpikir bagaimana membuat games yang mudah dimainkan dan menghasilkan uang.
Inilah contoh positif yang perlu kita renungkan bahwa bermain games tidak sepenuhnya berdampak negatif.

Cara kita mengontrol anak-anak adalah sebagai berikut:

1. Gali informasi sebanyak mungkin tentang segala games dan apa saja yang sesuai dengan usia anak.
2. Sekali kali kita ikut bermain dengan anak-anak agar mereka paham kalau kita juga ingin bergabung dengan dunia mereka serta kita juga bisa mengenali karakter dalam games tersebut, namun jangan sampai ikut kecanduan ya.
3. Ajak komunikasi anak alasan dia bermain games.
4. Lalu tawarkan beberapa games yang layak dia mainkan dan jelaskan keseruannya, kalau perlu tantang dia untuk bertanding dengan bermain games.
5. Bernegosiasilah jadwal bermain games setiap hari, agar anak tidak terlalu larut dalam bermain dan melupakan aktifitas sosialnya.
6. Berikan hadiah atau pujian bila anak mampu mengikuti kesepakatan yang telah di tentukan.
7. Sebanyak mungkin buat jadwal keluarga yang melibatkan anak, sehingga anak memiliki waktu bercengkrama dan melakukan aktifitas lebih banyak dikeluarga maupun dilingkungannya.

Kesimpulannya adalah jangan terlalu membatasi kesenangan dan potensi anak, sebisa mungkin coba mengerti kemauan dan minat anak, sebagai orang tua sepatutnya tidak mengekang atau memasung potensi anak karena karakter anak belum tentu sejalan dengan keinginan dan rencana kita.
Bersikap bijaksanalah dalam membesarkan dan menuntun anak ke dunianya, biarkan mereka berekspesi sesuai kesenangan dan potensinya, agar mereka bisa berkembang sesuai keinginan hati dan minatnya.


Tri harianto
Kreator karyaoke.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA CRAYON DAN OIL PASTEL

BUKU MENGGAMBAR ITU GAMPANG

IDENYA SIH SIMPEL..TAPI KOK..